About

http://www.siahaanandreas.blogspot.com

Objek Wisata Simalungun

Parapat

Parapat (disebut pula Prapat), adalah sebuah kota tujuan wisata di tepi Danau Toba, tepatnya berada di wilayah Kabupaten Simalungun,Sumatera Utara, berjarak sekitar 48 km dari Kota Pematangsiantar. Parapat menjadi salah satu titik persinggahan penting dari Jalan Raya Lintas Sumatera bagian barat yang menghubungkan Medan dengan Padang.
Di Parapat banyak bertaburan hotel-hotel berbintang maupun bungalow-bungalow sejenis wisma penginapan yang menampung turis-turis domestik walaupun mancanegara yang berpesiar ke Danau Toba.
Dari Parapat sendiri ada pelabuhan feri yang melayani perhubungan air ke Pulau Samosir tepatnya ke pelabuhan Ajibata. Bila tidak melalui Parapat, maka untuk mencapai Pulau Samosir lewat perhubungan darat seseorang harus mengitari tepian Danau Toba sampai ke Pangururankarena di sanalah Pulau Samosir berhubungan dengan daratan Pulau Sumatera.
Parapat sangat terkenal dengan keindahan danau tobanya. Kota ini menjadi objek wisata terkenal di Sumatera Utara. Bahkan, di era 1990-an, tepatnya sebelum tahun 1997, kota ini menjadi destinasi favorit para turis-turis luar negeri, terutama berasal dari Belanda, Malaysia, Singapura, Jerman, Jepang, Korea, bahkan ada juga yang berasal dari Amerika.

Batu Gantung

Batu gantung terletak di tebing perbukitan yang terletak di pinggir danau toba. Jaraknya kira-kira 3 KM dari Kota parapat. Untuk melihat batu Gantung dapat ditempuh dengan menggunakan Speed Boat atau kapal dengan waktu 45 menit.
Menurut informasi yang didapat dari pemuka adat setempat, batu gantung adalah Jelmaan dari seorang Gadis desa setempat yang bernama Seruni. Seruni selalu sedih dan murung karena kedua orang tuanya menjodohkannya dengan sepupunya sendiri yang tidak dicintainya. Dia (seruni) selalu bersama dengan seekor Anjing "si Toki".
Suatu hari, Seruni dan anjing kesayangannya pergi ke Tepi perbukitan sambil merenungi nasibnya,tiba-tiba Seruni terperosok dalam sebuah lobang dan terjepit oleh Batu besar....
Seruni putus asa dan dia memohon kepada Tuhan (Na Boloni) untuk mati.
Akhirnya terjadi peristiwa di tempat itu, gempa, hujan badai dan angin kencang....
Keesokan harinya penduduk setempat melihat, ada sebentuk batu yang mirip dengan tubuh gadis dengan rambut hitam terurai yang melekat di salah satu tebing perbukitan di tepi Danau Toba.

Tigaras

Tigaras terletak di Kec. Dolok Pardomuan, Kab. Simalungun. Nagori itu punya pantai yang khas, yakni Pantai Garoga. Ketika mengunjungi lokasi itu sepulang dari Tongging, ada perasaan kecewa, karena daerah potensial itu, ternyata memunculkan kesan diterlantarkan. Nagori dengan kemiringan sekira 50 derajat itu, memiliki keistimewaan. Pantainya dipenuhi batu-batu raksasa yang diukir secara alamiah oleh deburan ombak Danau Toba. Terjangan ombaknya ke bibir pantai juga keras, sehingga tempiasnya seakan nyanyian merdu alam memanggil pelancong datang.


Nagori itu, langsung berhadapan dengan tanjung terdepan Pulau Samosir. Di daerah itu pula, terdapat palung terdalam dari salah satu danau terluas di Dunia setelah Danau Victoria di Afrika itu. Tapi potensi itu, belum tergali. Pengelolaan pariwisatanya hanya mengandalkan kemauan warga setempat.
Karang Anyer
Karang Anyar mungkin belum begitu sering dibicarakan, tapi bagi warga Siantar dan Simalungun, pemandian alam ini sudah menjadi satu tujuan wisata wajib. Di sini mereka dapat menikmati keindahan dan kesegaran air dari alam yang betul-betul bebas polusi.

Lokasi wisata ini mengalir di areal Perkebunan Laras PTPN IV Bah Jambi yang berjarak sekitar 15 km dari Pematangsiantar. Berada di Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, kabupaten Simalungun, pemandian ini relatif mudah dijangkau. Hanya butuh sekitar 30 menit mengendarai sepeda motor atau mobil, Anda bisa langsung nyebur dan berendam sepuasnya.

Timuran
Timuran terletak di Nagori Mariah Jambi Kecamatan Jawa Maraja Kabupaten.Simalungun. Merupakan pemandian alam yang mengalir dari sumber mata air. Walaupun lokasinya jauh dari jalan besar, tetapi objek wisata ini menjadi primadona bagi warga siantar dan sekitarnya.

Rumah Bolon

Rumah Bolon Pematang Purba terletak 54 km dari Pematangsintar, merupakan istana peninggalan Kerajaan Purba yang dibangun pada tahun 1864 oleh Raja Purba ke XII Tuan Rahalim. Terbuat dari kayu keras dengan dinding papan yang unik serta ditopang oleh 20 tiang penyangga. Rumah ini dibangun dengan arsitektur tradisional tanpa mempergunakan paku.
Beberapa bangunan di sekitar Rumah Bolon terdiri dari 8 tipe yang memiliki fungsi tersendiri di antaranya adalah: Rumah Bolon yang berfungsi sebagai bangunan induk tempat raja dan keluarganya tinggal; Balei Bolon, tempat mengadakan rapat, Jambur sebagai para tamu menginap; Patanggan Sada, bangunan tempat permaisuri bertenun; Losung adalah tempat wanita menumbuk padi; Uttei Jungga, tempat tinggal panglima dan keluarganya, dan Balei Buttu, tempat para penjaga istana.
Raja Purba adalah seorang raja yang sangat terkenal pada zamannya, memiliki 24 istri dan salah satu di antaranya diangkat menjadi istri.


Tinggi Raja
Tinggi Raja merupakan objek wisata cagar alam yang masih asli seluas 176 hektar, memilki sumber air panas berasal dari bukit bukit kecil di daerah itu. Air panas ini mengalir ke sungai Bah Balakbak yang bebatuan dan airnya yang jernih dan sejuk. Di sini dapat dinikmati rekreasi mandi di pertemuan air panas dan air dingin yang sangat nikmat sebagai hasil proses alam. Wisata lain yang dapat dinikmati adalah berburu suara burung, memancing di Bah Kare yang memiliki kekeyaan ikan jagung serta lintas alam. Terletak 80 km dari Pematangsiantar. Persisnya di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.

Gbr.Peta lokasi Silau Kahean

Kramat Kubah
Kramat Kubah adalah salah satu tempat keramat untuk bernazar sekaligus objek wisata. Di sini banyak terdapat bermacam-macam jenis kera yang hidup dengan bebas sebagai penghuni tetap. Banyak kalangan percaya apabila dapat bertemu dengan Raja Kera penghuni Karamat Kubah maka apapun yang dinazarkan akan terkabul. Di tempat ini juga terdapat sebuah bangunan kelenteng kecil tempat para kaum etnis Tionghoa menyampaikan niat maupun nazarnya.

Read more

Tempat Wisata Pakpak Bharat


1. Lae une
merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di kabupaten pakpak bharat
Keindahan Air Terjun Lae Une, walau belum mendapat penataan dan fasilitas yang memadai mampu mengundang kekaguman setiap orang yang melihatnya. kesejukanya dapat membuat orang terelena berlama lama di lae une,bahkan tanpa mandi merupakan sebuah kerugian yang besar apa bila berkunjung ke sini. keindahanya membuat kita lupa kalo punya hutang. alangkah indahnya ciptaan tuhan yang diberikan kepada manusai, agar manusia selalu ingat kepada sang pencipta, kususnya lae une. oleh karena itu kita harus menjaga,merawat,dan melestarikanya agar kita tidak termaksud orang orang yang kufur.



2. Air terjun sampuren lae simbilulu
Satu lagi objek wisata lokal di kabupaten Pakpak Bharat yaitu Air Terjun "Sampuren Simbilulu". Letaknya di Kecamatan Tinada Desa Prongil.
Jalan menuju lokasi ini masih dalam tahap pembangunan, kedepan objek wisata ini pasti bisa diandalkan karena potensi keindahannya apalagi ditata sedemiakian rupa.diharapkan pemerintah pakpak bharat dapat menggali potensi wisata ini,selain membah input daerah juga sebagai ajang promosi ke luar daerah.jika dilakukan secara profesional



3. Delleng Simpon
Etnis Pakpak adalah satu suku bangsa sebagai bagian NKRI yang memiliki budaya tersendiri. Budaya ini harus tetap dipelihara sebagai asset dan identitas etnis Pakpak. Harus ada tindakan-tindakan agar budaya ini tetap terpelihara. Namun sampai saat ini belum ada hal yang menonjol sebagai “tembok kokoh” untuk menjaga dan memelihara budaya Etnis Pakpak agar tetap lestari. Cukup beralasan jika masyarakat Pakpak segera menciptakan Pusat Budaya Pakpak misalnya satu kawasan yang tertata menarik dan sedemikian rupa sehingga menjadi satu kawasan Wisata Adat sebagai pusat budaya.
Untuk mewujudkan cita-cita ini, satu opini adalah pembangunan Wisata Adat Pakpak Lima Suak di Delleng Simpon Kabupaten Pakpak Bharat. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat memiliki potensi yang besar untuk mewujudkan ini. Harus ada gebarakan besar pembangunan di Kabupaten Pakpak Bharat khususnya yang mengarah pelestarian budaya Pakpak sekaligus bernilai ekonomi yang bisa menggerakkan roda pembangunan Kabupaten ini. Kabupaten Pakpak Bharat kedepan harus bisa jadi pusat budaya dan pustaka visual budaya Pakpak.

Read more

Taman Wisata Iman (TWI),Sidikalang ,Dairi,Sumatera Utara

Taman Wisata Iman (TWI)
Pintu gerbang Taman Wisata Iman (TWI) sudah ada di depan mata saya. Gerbang di tepi jalan raya tersebut dengan jelas bertuliskan “Taman Wisata Iman-Kabupaten Dairi”. Taman ini memang terletak di Kabupaten Dairi dengan ibukota Sidikalang. Eh ya, setelah melihat peta saya baru sadar kalau Kabupaten Dairi ini sudah berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Tapi untuk sampai ke Banda Aceh ya masih jauh sekali.. Kurang lebih 650 km lagi. Menurut info yang saya dapat, Taman Wisata Iman menggambarkan keragaman agama-agama yang ada di Indonesia. Saya semakin yakin dengan hal ini karena pada bagian atas pintu gerbang terdapat simbol salib, kubah masjid bertuliskan “Allah”, sebuah stupa, dan satu simbol lainnya. Penasaran dengan Taman Wisata Iman? Yuk langsung masuk aja!

Dari pintu gerbang yang ada di tepi jalan raya sampai ke lokasi TWI ternyata masih agak jauh. Kalau tidak membawa kendaraan pribadi seperti saya ini berarti Anda harus berjalan kaki kurang lebih hampir 1 km karena tidak ada angkutan umum yang masuk sampai ke lokasi taman. Pertama Anda akan langsung dihadang oleh jalan yang agak menanjak dan cukup menguji lutut Anda. Paling tidak ini bikin kaki saya pegel juga setelah kemaren berjalan kaki yang sangat melelahkan ke Air Terjun Sipiso-Piso. Udara yang cukup sejuk di tengah hutan cukup membantu nafas saya tidak tersengal-sengal. Setelah berjalan sekitar 200 meter, Anda akan menemui sebuah vihara yang tidak terlalu besar dengan namanya Vihara Saddhavana. Di bagian atas vihara terdapat tiga buah stupa seperti halnya yang ada di candi-candi bercorak Budha. Sudah cukup melihat vihara? Lanjut jalan lagi karena masih agak jauh. Jalan terus sampai ketemu dengan pos retribusi. Bayar 5.000 rupiah untuk masuk ke TWI. Dari pos retribusi sampai ke taman udah nggak jauh lagi. Nanti mendekati taman bakal banyak orang-orang yang menawarkan jasa foto. Sepertinya cukup laris juga jadi tukang foto disini. Begitu memasuki area taman saya sudah disambut oleh lagu-lagu khas Sumatera Utara yang dinyanyikan oleh sebuah group musik yang ada di panggung. Tentunya saya nggak tahu artinya. Hehe..
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman mulai dibangun pada tahun 2002. Areanya cukup luas yang berada di perbukitan. Tidak heran untuk mengelilingi taman Anda harus berjalan naik-turun tangga yang sudah dibuaat sedemikian rupa sehingga sangat memudahkan para pengunjung. Di sepanjang jalan berkeliling taman Anda akan disuguhi patung-patung yang mengisahkan cerita-cerita tentang nabi. Misalnya saja saat baru masuk Anda langsung akan melihat sosok patung Abraham dalam posisi memegang pedang/pisau yang akan dihujamkan kepada anaknya yaitu Ishak. Memang Taman Wisata Iman di Kota Sidikalang ini lebih condong ke agama Nasrani. Kalau umat Islam, Abraham dikenal dengan nama Nabi Ibrahim yang diminta Allah untuk mengorbankan anak semata wayangnya yang bernama Nabi Ishak. Namun saat pisau terhujam, Allah melarangnya untuk membunuh Nabi Ishak. Kemudian korban digantikan dengan domba. Selanjutnya bagi umat Islam korban dengan domba, sapi, kerbau, maupun onta dilakukan saat Hari Raya Indul Adha (Idul Kurban). Sebenernya cerita versi Nasrani yang diceritakan di TWI ini cukup mirip dengan cerita versi Islam, hanya namanya dan kesimpulan akhirnya yang agak berbeda. Nggak perlu dipertanyakan kenapa ada perbedaan karena ini masalah kepercayaan masing-masing yah.
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman (TWI)
Cerita selanjutnya adalah tentang Nabi Musa. Selanjutnya lebih banyak cerita tentang Yesus seperti saat Yesus menjamu 5.000 orang, saat Yesus diadili, saat memikul salib, dan lain sebagainya. Saya nggak mau cerita banyak deh untuk hal ini, takut salah. Hehe.. Mungkin temen-temen yang lebih tahu bisa sedikit cerita untuk sekedar pengetahuan saja. Bagi Anda yang beragama Nasrani dan ingin berdoa, disini juga disediakan beberapa tempat untuk berdoa. Tempatnya seperti halnya gereja, namun ukurannya lebih kecil. Bagi yang lelah dan ingin bersantai, di area taman disediakan pula tempat-tempat untuk beristirahat.

Mengelilingi taman yang sangat luas ini cukup melelahkan juga. Meskipun begitu, tanaman di sekitarnya sangat rimbun. Air sungai yang mengalir di tengah area taman menambah keindahan Taman Wisata Iman. Memang sih airnya tidak terlalu jernih dan debitnya tidak tinggi, tapi suara gemericik air tersebut membuat suasana semakin nyaman. Mungkin yang menjadi puncak cerita pada Taman Wisata Iman ini adalah patung-patung yang terdapat di puncak bukit. Disana diceritakan seorang Yesus yang tanpa dosa disalib di antara para penjahat. Tempat ini menjadi lokasi favorit untuk berfoto. Sayangnya langit sedang cukup gelap karena mendung sehingga hasilnya kurang bagus.
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman (TWI)
Taman Wisata Iman (TWI)
Bagi Anda yang beragama Nasrani dan sedang berkunjung ke Sumatera Utara, tidak lengkap rasanya kalau tidak mengunjungi tempat ini. Namun bagi Anda yang beragama selain Nasrani, tidak ada salahnya juga loh ke Taman Wisata Iman. Tempatnya yang luas, sejuk, dan nyaman rasanya cukup cocok untuk wisata keluarga. Tidak terasa hari sudah mulai sore, saya tidak bisa lebih lama lagi berada di Taman Wisata Iman karena Pulau Samosir sudah menunggu saya. Namun lagi-lagi harus jalan kaki ke arah jalan raya yang jaraknya agak jauh. Capeeeknyaaa..

Read more

Panorama Sipinsur

Sipinsur salah satu lokasi pandang danau toba yang sangat berkesan. Lokasi ini berada di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbahas. Dapat ditempuh sekitar 45 menit dari bandara Silangit.

Sepanjang jalan kita akan merasakan suasana sepi dengan penataan desa yang sederhana. Tidak ada kesan ada sebuah lokasi wisata pandang yang menakjubkan disana. Sekiatr 200 meter menuju lokasi kita akan melintasi pepohonan pinus membuat suasana semakin teduh. Hamparan lokasi pandang belum tertata rapi. Beda dengan lokasi terbang gentole di Hutaginjang Kabupaten Tapanuli Utara yang sudah diratakan rapi, bedanya di Hutaginjang tidak ditemukan pepohonan rindang sehingga kesannya gersang.

Sipinsur diberi fasilitas duduk yang pekerjaannya asal jadi, memalukan bila dibanggakan kepada turis mancanegara. Di Sipinsur anda harus hati-hati bila tidak memakai sandal atau sepatu radial, karena bisa tergelincir karena rerumputan yang memanjang diatas tanah yang bergelombang. Disisi jurang memang sudah disediakan terali besi namun tidak tersedia pedestrian bagi pejalan kaki.

Sipinsur cukup potensial dikelola menjadi tujuan wisata pandang danau toba dan bagi para photografher bila fasilitas dikembangkan. Keramahan terhadap lingkungan nampaknya belum dilakoni pelaku wisata di daerah itu. Banyak pepohonan ditempeli papan dengan beragam tulisan sehingga kesannya merusak lingkungan. Seogianya pesan kepada para pengunjung disediakan tempat khusus, tidak ditebar pada setiap pohon pinus.

Dari Sipinsur anda dapat menuruni lereng bukit dengan seribuan anak tangga yang disediakan dari semen. Tangga ini dikabarkan terpanjang di Asia Tenggara. dengan Kualitas asal jadi dan banyak yang dicopot.

sipinsur_01.jpg sipinsur_02.jpg sipinsur_03.jpg sipinsur_04.jpg sipinsur_05.jpg sipinsur_06.jpg sipinsur_07.jpg sipinsur_08.jpg sipinsur_09.jpg

@Monang Naipospos (http://tanobatak.wordpress.com)

Read more

Panorama Huta Ginjang

huta-ginjangDASAR HUKUM, LETAK DAN LUAS

Taman Wisata Sijaba Hutaginjang merupakan kawasan Taman Wisata yang termuda di Propinsi Sumatera Utara. Sebelumnya status kawasan ini adalah Hutan Produksi Terbatas sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian dalam Surat Keputusan No. 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982. Barulah pada tahun 1993, tepatnya tanggal 5 Oktober 1993 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 592/Kpts-II/1993 statusnya dialihkan menjadikan Kawasan Taman Wisata dengan luas kawasan sekitar 500 Ha.

Secara administratif pemerintahan, kawasan ini terletak di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 6 jam dengan route perjalanan dari Medan menuju Balige dan berakhir di Sosor Lumban sejauh lebih kurang 350 km.

TOPOGRAFI

Pada umumnya keadaan topografi lapangan Taman Wisata Sijaba Hutaginjang datar hingga bergelombang sedang dengan ketinggian 900 - 100 m dpl.

IKLIM

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan ferguson, Taman Wisata Sijaba Hutaginjang termasuk ke dalam klasifikasi type B dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.000 s/d 3.000 mm. Suhu udara minimum 15o C dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 90 - 100%.

FLORA DAN FAUNA

Kawasan wisata ini terdiri dari dua kawasan yang terpisah yaitu Sijaba dan Hutaginjang. Untuk menuju ke taman wisata ini dapat menggunakan mobil atau kendaraan probadi. Merupakan kawasan hutan reboisasi yang didominasi oleh Pinus Merkusii, jenis tanaman yang lain hampir tidak ada.

Jenis fauna kurang banyak ditemui, karena hutannya adalah murni pinus, namun demikian jenis satwa yang umum terdapat seperti monyet, babi hutan, ayam hutan, berbagai jenis burung seperti belibis, elang, kutilang dsb.

Read more

Uhhh...Indahnya Danau Toba dari Jalanan Pulau Samosir











Sengatan matahari di Sabtu siang pekan lalu, tak menggoyahkan langkahku untuk tetap melanjutkan perjalanan ke Pulau Samosir. Menikmati ketenangan dan keindahan Danau Toba. Begitu tiba di Terminal Amplas, kakiku langsung memasuki sebuah bus umum yang akan membawaku ke Parapat. Di terminal ini ada beberapa angkutan umum yang akan membawa pengunjung ke salah satu objek alam nan memesona ini.

Jika tak ingin naik dari terminal, Anda juga bisa mencari alat transportasi lain, seperti kendaraan sewa atau ke loket transportasi yang menuju ke arah Parapat.Berhubung angkutan yang membawaku adalah angkutan umum, jarak tempuh Medan-Parapat yang harusnya bisa dicapai dalam waktu sekitar 3 jam, harus molor hingga 4 jam.
Bias sinar matahari sore yang berada di ujung Danau Toba langsung menyergap tubuhku saat kaki ini turun dari bus. Berhubung karena hari sudah mulai senja, dan kapal penyeberangan ke Pulau Samosir sudah tidak ada lagi. Aku pun memutuskan untuk mencari penginapan di Parapat. Di tempat ini banyak sekali penginapan, dari mulai yang kelas standar hingga yang internasional. Jadi bagi Anda yang kemalaman di jalan, bisa mencari tempat istirahat seraya menikmati keindahan Danau Toba di malam hari.
Deburan ombak danau yang menurut sejarah berasal dari ledakan yang terjadi sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu serta merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru ini memberi nuansa syahdu dengan embusan angin malam yang bertiup sepoi-sepoi.
Mengagumi Danau Toba dari Atas Kapal
Rasa dingin yang menusuk tulang sedikit demi sedikit mulai hilang, saat matahari pagi menembus pori-pori kulit. Kehangatan pun langsung menyergap tubuhku. Selesai sarapan pagi, aku pun melanjutkan perjalanan ke dermaga Ajibata, salah satu tempat penyeberangan ke Pulau Samosir dengan menggunakan boat/kapal kecil.
Dari dermaga ini, pengunjung bisa menyeberang ke Tomok, Tuk-Tuk dan beberapa tempat wisata lainnya di Pulau Samosir. Sekali menyeberang, tarif yang dikenakan cukup murah. Satu pengunjung hanya dikenai tarif 14 ribu rupiah.
Nuansa khas Batak begitu kental saat berada di atas kapal ini. Sambil memandang dan menikmati keindahan Danau Toba, para penumpang dihibur dengan alunan lagu-lagu Batak yang terdengar enak di telinga. Seraya menggeleng-gelengkan kepala, rasa lelah dan bosan seolah lenyap dari pikiran.
Penyeberangan dari dermaga hingga ke Pulau Samosir dibutuhkan waktu sekitar 40-an menit. Meski tak sampai satu jam, namun aku dapat menikmati dan bersyukur bisa melihat dan merasakan langsung salah satu ciptaan Tuhan ini. Air danau yang membentang luas, pemandangan pegunungan yang terbentang kokoh di sisi seberang Danau serta kumpulan awan-awan yang menggelayut di atas perairan danau. Oh…. sungguh begitu menakjubkan.
Di Antara Pegunungan dan Danau
Embusan angin kencang semakin terasa saat kakiku turun dari kapal menuju dermaga Tuk-Tuk. Melewati jalanan tanjakan yang berjarak sektar 20 meter, sebuah warung kecil yang menjual pernak-pernik khas daerah Samosir langsung menyapaku. Selain menjual barang kerajinan lokal, warung ini juga menyewakan jasa transportasi berupa sepeda dan sepeda motor.
Dengan merogoh kocek 25 ribu untuk sepeda dan 30 ribu untuk sepeda motor, para pengunjung sudah bisa berkeliling daerah objek wisata ini. Karena keterbatasan waktu, aku pun lebih memilih menyewa sepeda motor untuk durasi dua jam dengan harga sewa 50 ribu. Maklum, meskipun harga per-jamnya 30 ribu, tapi kita juga bisa bernegosiasi dengan sang pemiliki.
"Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi. Dari jalan ini terus aja, nanti ada belokan ke kiri, maka akan menuju daerah Tomok. Terus saja dari situ bisa ketempat lain, seperti Ambarita," ungkap Rita, pemilik sepeda motor yang aku sewa.
Setelah mendengar petunjuk dari Rita, aku pun langsung menyusuri jalanan yang lebarnya sekitar dua meter untuk berkeliling wilayah Samosir. Syukurlah, jalanan di sini cukup mulus, kalaupun ada yang berlubang, paling cuma di beberapa tempat saja. Tapi, secara keseluruhan jalanan di Samosir cukup bagus untuk berpetualang.
Meskipun imbas bom di Jakarta cukup memengaruhi wisata di Danau Toba secara keseluruhan, namun saat aku menyusuri jalanan di kawasan ini, terlihat beberapa warga asing nampak menikmati keindahan Danau Toba."Sejak ada bom kemarin, yang datang kesini berkurang. Apalagi dari turis asing. Berbedalah dengan kondisi sebelum ada bom kemarin," ungkap Rita.
Kelokan jalanan yang berliku dengan pemandangan indah pegunungan di sisi dalamnya, dan hamparan air Danau Toba di sisi luarnya membuatku untuk berhenti sejenak untuk sekadar melihat keindahan dan pesona Danau Toba dari dataran Samosir.
Menikmati perjalanan di kawasan ini kurang afdol jika tak berhenti dan melihat-lihat beragam suvenir dan peninggalan sejarah suku Batak di Tomok. Di tempat ini pengunjung bisa berbelanja sepuasnya kerajinan khas lokal daerah tersebut.
Puas menikmati pemandangan di jalanan Pulau Samosir, dan hari juga sudah menjelang sore.Akupun kembali ke tempat penyewaan sepeda motor. Nah, bila Anda ingin lebih lama di sini. Tersedia puluhan penginapan yang dapat Anda manfaatkan. Sambil menunggu kapal yang datang di dermaga Tuk-Tuk, kusempatkan untuk memandang dan memundurkan memori ingatan bagaimana danau nan eksotis ini terbentuk.

Ditemani dengan deburan ombak dan embusan angin, semakin membawa anganku terbang melayang ke ratusan tahun silam. Lamunanku tersentak, saat sirine kapal berbunyi, menandakan jika kapal sedang mencari penumpang untuk kembali ke Dermaga Ajibata Parapat.

Read more

Tanah Leluhur


10samosi.gif Pulau Samosir diyakini sebagai daerah asal orang Batak. Pasalnya, di pulau ini tepatnya di Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula merupakan asal orang Batak. Pusuk Buhit merupakan perbukitan dengan ketinggian lebih dari 1.800 meter di atas permukaan Danau Toba. Perbukitan ini dipercaya sebagai alam semesta atau “Mulajadi Nabolon” (Tuhan Yang Maha Esa) menampakkan diri. Di kecamatan ini ada Desa Sianjur Mulamula yang merupakan perkampungan pertama kelompok masyarakat Batak.

Desa ini berada di kaki bukit Pusuk Buhit. Di desa ini terdapat cagar budaya berupa miniatur Rumah Si Raja Batak. Sebagai informasi, sebutan Raja Batak bukan karena posisi sebagai raja dan memiliki daerah pemerintahan, melainkan lebih pada penghormatan keturunan Batak terhadap nenek moyang Suku Batak. Informasi yang beredar menyebut, Raja Batak berasal dari Thailand melalui Semenanjung Malaysia, Sumatera hingga tiba di Sianjurmulamula. Informasi lain menyebut Raja Batak berasal dari India melalui daerah Barus atau Alas Gayo hingga sampai ke Danau Toba.

Di perkampungan Sianjurmulamula, ada bangunan rumah semitradisional Batak, yang merupakan rumah panggung terbuat dari kayu, tanpa paku, dilengkapi tangga, dan atap seng. Rumah Batak asli atapnya dari ijuk. Di atas perkampungan terdapat wisata Batu Hobon. Batu ini merupakan peti terbuat dari batu yang dibuat oleh keturunan Raja Batak, Saribu Raja yang merupakan pandai besi ratusan tahun lalu. Di dalam peti batu ini disimpan kekayaan Saribu Raja, yang oleh masyarakat setempat saat ini tak seorang pun berhasil membuka tutup peti.

Di atas Batu Hobon terdapat Sopo Guru Tatea Bulan yang dibangun tahun 1995 oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan. Bangunan ini terdapat di Bukit Sulatti (di bawah Pusuk Buhit), dan di dalam bangunan terdapat sejumlah patung keturunan Raja Batak berikut dengan patung sejumlah kendaraan si Raja Batak dan pengawalnya. Kendaraan itu antara lain naga, gajah, singa, harimau dan kuda. Jejak sejarah di Tanah Batak itu yang sering dilupakan pemerintah.

Read more